Lilis, mendadak pindah !

Namanya Lilis Nuryani. Teman sekelas kami. Lilis asli orang sunda, tapi gak ngomong bahasa sunda di kelas *karena kalaupun ngomong pakai bahasa Sunda, bisa di pastikan kami gak bakal ngerti, hehe.. palingan cuma melongo sok ngert aja*. Dia orangnya tinggi dan sekaligus paling ”tua” diantara kami *heuhehehe.. maksudnya tua 1 tahun di bandingkan kami, hehe*. Gubrak.. Pantas saja, karena perawakannya yang tinggi itu, tukang oplet pun sering mengira kalau Lilis itu mbak Mahasiswi, alhasil si tukang oplet malah nyuruh bayar ongkos buat mahasiswa. Gleg. Rugi besar! Padahal, asli, Lilis mah masih SMP kayak kami!

Pas pertama masuk SMP, ana masih ingat Lilis doyan manggil Ade dengan sebutan ’kakak’. Maklum, waktu itu kami kan masih jadi siswa baru, jadi belum saling kenal, makanya wajar saja Lilis malah salah mengira kalau Ade lebih tua darinya, soalnya kalau di pikir-pikir Ade mah emang mirip kakak-kakak *hehe..*

Lilis dulu sering di bilang mirip ”mbak welas”, hehe.. tahu kan? Itu tuh.. Artis Welas Asri yang memerankan ”mbak welas” di ’Suami-suami Takut Istri’. Padahal, cuma mirip karena sama-sama pakai bahasa sunda saja, ck ck ck... O, iya! Lilis juga punya lesung pipi lho! Dan lagiii... lesung pipi nya ituuu lhooo, kayak afghan euy!

Lilis orangnya baik dan ramah, siapa pun bisa mudah berteman dengannya. Dan dia juga pihak paling NETRAL di kelas. Yups, di era dimana banyak remaja yang membentuk kelompok-kelompok masing-masing, Lilis tetap menjadi pihak yang netral, mau berteman dengan siapa saja tanpa milih-milih, teuteup keukeh tidak terpengaruh oleh zaman, hehe..

Bahkan Lilis tinggal di Pekanbarubaru ini bersama bibinya. Orang tuanya jauh dari Pekanbaru, yaitu di ujung batu. Well, otomatis jauh dari orang tua, maka Lilis pun menjadi jauuuuh lebih mandiri dari pada kami. Bayangkan! Kalau nyuci baju, nyuci sendiri, nyetrika baju sendiri, pokoknya seabrek-abrek pekerjaan harus dilakukan sendiri. Daaann... juga gak bisa bermanja-manja sama orang tua ! Coba saja bandingkan dengan ana, whoooaaaa, bagaikan langit dan bumi!

Meski begitu, si Lilis itu anti sekali di foto lho! Kalau ada yang berani memotret dia.. hehe.. siap-siap saja di tabok.. *gleg! Bercanda... >w<. ”Woyy... hapus fotonya tuuu....”, kata Lilis sambil merengek-rengek plus emosi saat kedapatan ada yang memotretnya diam-diam. Yapp..Pokoknya Lilis gak bakal berhenti merengek sebelum foto itu terhapus! Tapi diam-diam sebenarnya Lilis itu juga doyan berfoto lho. Hah ! Iya, sebenarnya dia doyan narsis-narsisan sendiri, barangkali sudah banyak foto-fotonya terpajang di hp-nya, tapi ya itu tadi.. dia cuma doyan ’berfoto solo..’, itupun juga fotonya diam-diam, soalnya gawat kan kalau sampai ketahuan sama orang lain saat bernarsis ria, mungkin itu pikir lilis ’_’
Lilis.. Lilis... meskipun dia gak suka ada yang memotretnya, tapi sebenarnya diam-diam dia suka jahil memotret orang. Iya, sampai-sampai foto kami yang di potretnya secara diam-diam itu pun terpajang manis di dinding kamarnya! Gleg.. hiks..hiks.. Padahal ekspresi kami di foto-foto itu aneh semua ToT

Dan satu lagi, Lilis juga anti sapi dan sejenisnya (seperti kerbau, sapi, kambing, dll). Si Lilis pun mempunyai radar yang dapat mencium bau sapi walaupun jaraknya 1 meter, nah pokoknya kalau dia mencium bau-bauan sapi, maka Lilis pun segera ngacir dengan kecepatan tinggi untuk menjauhi tempat itu ! Wusssh.... soalnya dia memang alergi sama sapi sih. Kalau mencium bau sapi dia pun menjadi pusing...bahkan Lilis sekeluarga alergi sapi lho ! wew.. rugi atuh, Lis. Gimana pas idul adha, daging sapi antum mau dikemanain ?, tanya ana bingung. ”ya...Daging sapinya di kirimin ke nenek ana atau gak di bagikan ke tetangga”, jawabnya enteng. Whuaaaaaaa... mending di kasih ke ana saja deh.... lumayan, ntar bisa di buat dendeng atau gak di rendang.... ’_’ !

Nah, kalau Lilis habis pulang kampung, itu sama saja dengan rejeki nomplok! Soalnya, Lilis bakal bawa oleh-oleh buat kami.. hehehe... untung..untung.. kadang-kadang bawa timun suri, nah pas di sekolah langsung deh di buat es timun suri *duh, segerrrnyaaa....*.
Hehe, Lilis memang dermawan sekali....! I swear!

Kalau cerita tentang Lilis gak ada habis-habisnya.. cuz she’s really kind and funny girl~ not proud, just nature..

Namun tiba-tiba datang sms mengejutkan..

Apa??! Tentu saja ana terkejut mendengar berita itu. Bertemu untuk terakhri kalinya? Jangan-jangan Lilis mau pindah? Hah! Ahh... gak mungkin tu! Masa’ Lilis mau pindah, sebelumnya saja lilis gak pernah cerita mau pindah, masa’ sih mendadak mau pindah? Wong nanggung, tinggal satu tahun lagi pun.
”Iya, memang benar....”, jawab teman-teman dengan sedih. Lilis memang mau pindah ke pesantren di Djokja... Katanya, karena masalah keluarga, Lilis di suruh orangtuanya untuk sekolah di Djokja.. hikss...hikss.. Jadi, di kelas tiga nanti, kita tidak dapat bertemu Lilis lagi dong?? Jadi siapa lagi yang membawakan oleh-oleh? Huaaaaaa.... T^T

”Hehe, berarti ntar jumlah ikhwan jadi 15, terus akhwat jadi 14 doong... haha, berarti ikhwan lebih banyak!”, celetuk ikhwan penghuni ibnu rusyd... grr.. dasaaaarrr....

@ Perpustakaan Soeman HS

Hehe. Si Lilis juga gak suka di foto.
Makanya teman-teman pada suka usil mengambil gambar Lilis.
heuhehehe.. empunya muka juga gak nyadar saat foto di ambil,
sttt...

Tuh kan...
Kalau dia nyadar dia lagi di foto,
pasti buru-buru nutup mukanya tuh...